Sayangnya, umat Islam yang pola fikir seperti ini, amat sedikit, apalagi kalau dihitung para pejabat dan president, rasanya belum tentu ada. Maka begitulah jadinya, Israel tetap saja bermain-main di negara yang diberkahi Allah dengan gagahnya.
Sementara itu umat Islam dari hujung barat Maroko hingga hujung Timur Marauke, hanya tergugup, diam, sayapnya terkulai, kakinya patah, penakut, wajahnya tertunduk lesu, matanya sayu.
Kegagahan para shahabat di masa lalu saat menembus gurun pasir membawa panji-panji Islam ke Afrika, Eropa dan Asia, kini tinggal kenangan. Surat-surat Nabi Muhammad SAW yang dulu pernah dikirim dengan gagahnya untuk mengajak para raja dunia masuk Islam, kini tidak pernah terkirim lagi.
Kewibawaan Khalifah Umar bin Al-Khattab ra ketika menerima kunci Baitul Maqdis dari penguasa tertinggi umat Kristiani, kini tidak ada lagi.
Keberanian Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad ketika membakar perahu mereka sendiri, agar prajuritnya tidak punya pilihan lain selain maju menembus tanah Spanyol, kini hanya sebuah mimpi masa silam.
Kehebatan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi ketika merebut Al-Aqsha dari tangan-tangan berdarah penguasa salib Eropa, kini hanya tinggal lagu kenangan.
Kegagah-perkasaan Sultan Muhammad Al-Fatih (The Conqueror) ketika menggempur Konstantinopel hanya tinggal sejarah.
Cara Menghentikan Kebiadaban Yahudi
Yahudi ditakdirkan hanya akan dikalahkan dengan cara peperangan fizik. Dan itu hanya dilakukan oleh umat Islam.Pada hakikatnya mereka adalah bangsa paling pengecut dan paling takut mati. Tidak pernah ada sejarahnya Yahudi berani berhadapan muka langsung dalam peperangan. Mereka selalu berperang dengan cara sembunyi di balik benteng, sebagaimana firman Allah SWT.
Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu kerana sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14)
Dan menarik untuk disemak dari ayat ini, ternyata Yahudi pun terdiri dari berbagai kelompok, di mana satu dan lainnya tidak pernah bersatu.
Tetapi ketika umat Islam tidak tahu titik lemah Yahudi, maka jadilah Yahudi seolah-olah sangat kuat dan tidak terkalahkan. Padahal sesungguhnya mereka sangat lemah, pengecut dan tidak bersatu.
Sayangnya, di balik semua kelemahan Yahudi itu, justeru umat Islam jauh lebih lemah lagi. Bukan sekedar cinta dunia dan takut mati, bahkan lebih jauh dari itu, oleh kerana itu umat Islam saling berpecah belah.
Satu dengan yang lain selalu tidak sepakat, saling berhujah, saling caci, saling maki, lalu merasa kelompoknya saja yang benar. Yang tidak ikut paham dan aliran mereka, langsung dicap ahli bid'ah, bukan ahli sunnah, teroris dan khawarij.Semua ulama dikafirkan, semua jemaah dipersempitkan, semua yang tidak sama dengan dirinya dianggap ahli neraka. Seolah-oleh syurga itu milik pribadi mereka saja.
Dari sisi ekonomi, semua negera Islam mempunyai potensi kekayaan alam. Minyak bumi yang jadi 'nyawa' peradaban dunia, tapi sekarang dihabisinya dari bumi milik umat Islam oleh drakula jahat yaudi. Sebaliknya, umat Islam yang hidup di atas ladang-ladang minyak itu mati kelaparan, kerana sumber kekayaan alam milik umat islam diambil oleh negara-negara yang secara de facto dikuasai oleh kekuatan Yahudi.
Dari sisi pendidikan, secara sengaja barat telah menghasut para pegawai Di Kementerian pendidikan di tiap negara muslim, agar kurikulum pendidikan di tiap negara Islam menjadi tersungkur. Walau telah lulusa dan bergelar sarjana dan doktor, tetapi mentalnya tetap tidak jauh dari Kawalan Yahudi.Aqidah dan fikrahnya tetap sekuler, anti Islam dan anti syariah. Sedangkan dari sisi kuality lulusan, sangat rendah dan tidak dapat bersaing dengan lulusan dari barat.
Dari sisi politik, hanya orang-orang yang terdidik dengan mental seperti ini saja yang dapat masuk ke dalam struktur pemerintahan dan menentukan kebijakan suatu negara.
Dan hujung-hujungnya, arah politik negara Islam sudah dapat diteka, iaitu SANGAT taat, tunduk dan patuh kepada barat secara mutlak tanpa reserve. Bahkan ketika negara-negara Islam membentuk OIC atau apapun namanya, tetap sama saja craters nya: lemah, pengecut .
Dari sisi ketenteraan, tidak ada satu pun negara Islam yang mampu membuat senjata sendiri. Kalau pun mampu, belum tentu bebas membuatnya. Kerana itu meski semua negara Islam bersatu, secara hitungan di atas kertas, tetap saja kalah dari sisi persenjataan dengan Yahudi.
Meskipun kita sangat yakin bahawa senjata bukan satu-satunya faktor kemenangan. Tetapi adanya senjata itu tetap penting dan Allah SWT sendiri menyebutkan manfaatnya, iaitu untuk menggetarkan lawan.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu...(QS. Al-Anfal: 60)
Yahudi Bukan Siapa-siapa
Sebelum seratus tahun yang lalu, Yahudi bukan siapa-siapa. Mereka adalah orang miskin yang terusir dari semua negara, tertindas, terpinggirkan, tidak punya negara, kelaparan dan kedinginan.
Memang betul dan harus kita akui bahawa Yahudi itu umumnya terdiri dari orang-orang yang tahan uji, biasa hidup melarat. Mungkin hal inilah yang menempa mereka menjadi semakin kuat secara sunnatullah. Dan menjadi dendam kesumat tujuh keturunan yang mereka wariskan dari nenek moyang.
Tentang terusirnya Yahudi dari berbagai belahan bumi, hal itu disebabkan kerana character mereka yang licik, makan teman, gemar berdusta, hobi berkhianat, pandai menipu, lintah darat, kedekut, egois, Dan satu lagi character asli mereka, pengecut...
Hancurkan
Maka untuk menghentikan kebengisan Israel hanya ada satu cara, bom perumahan mereka dengan peluru terkendali. Kalau kita jatuhkan bom berton-ton di atas pemukiman mereka, sebentar saja mereka pasti menyerah kalah.
Dalam perang ini, ada pendapat yang boleh dikaji, iaitu tidak ada lagi istilah masyarakat awan dan para tentera, penguasa dari kalangan Yahudi Israel. Mereka semua sama saja, halal darahnya dan hartanya juga, kerana mereka datang dari negara yang jauh lalu tiba-tiba menjajah sebuah negara yang merdeka.
Maka siapa saja yang masuk ke sebuah negara berdaulat lalu melakukan makar di dalamnya, baik masyarakat awam dan tentera, keduanya sama-sama penjajah. Halal darahnya dan hartanya.
Kalau mereka mengaku sebagai orang masyarakat awam, seharusnya mereka tidak ada di tengah-tengah kancah peperangan. Seharusnya mereka segera keluar dari bumi Palestine, atau sebelumnya tidak perlu datang ke Palestine. Bukankah dunia tahu bahawa kedatangan mereka sebagai penjajah?
Mengaku sebagai masyarakat awam tapi tetap duduk di wilayah peperangan, sama saja menyerahkan nyawa. Dan mereka tidak berhak untuk mengaku sebagai penduduk awam, kerana pada dasarnya rumah mereka bukan di Palestine. Mereka adalah pendatang yang masuk untuk menjajah dan membunuh rakyat asli, iaitu rakyat Palestine.
Maka sebaiknya Negara organisation of the islamic conference (OIC) tidak perlu bersidang, cukup kirimkan tentera ke atas perumahan Yahudi laknatullahi 'alaihim. Sidang OIC hanya buang waktu dan buang tenaga, dan tidak akan pernah membuat Yahudi gemetar.
Waallahua'alam Bishowab...
Label: artikel
Catat Ulasan
<< Hadapan