Lupa adalah anugerah, yang membuat kita tidak terbelenggu oleh ingatan akan kelelahan dan kepayahan hidup. Seringkali, ingatan akan kepayahan, masalah, beban, dan bencana yang pernah terjadi, dengan anugerah lupa kita dapat mengubatinya. Lupa adalah anugerah, yang membuat kita dapat menjauhi apa-apa yang dapat menyeret kita ke jalan keburukan. Boleh jadi suatu kali kita melakukan hal-hal yang membuat kita terjerumus ke jalan yang buruk. Dengan lupa akan hal-hal itu,jalan ke sana pun terputus.
Lupa adalah anugerah, yang dapat menjadikan kita tidak terlalu terbawa oleh perasaan terhormat secara nasab atau status.
Alangkah sengsaranya orang yang tidak dapat anugerah lupa. Seperti mereka yang terkena penyakit hyperthymestic syndrome iaitu suatu penyakit di mana orang dapat mengingat sccara detail seluruh peristiwa yang pernah dialaminya. Bila disebut suatu tarikh dari bulan tertentu, maka ia akan menjelaskan semua yang pernah ia alami atau yang ia lakukan. Kononlah, di dunia ini hanya ada tiga orang, iaitu Brad Williams, seorang perempuan yang dikenali A.J, keduanya dari California. Satu orang lagi, lelaki dari Ohio, tidak diketahui namanya.
A.J merasa sangat tertekan dengan keadaannya kerana ia ingin melupakan Hal-hal yang remeh dan tidak penting yang pernah ia saksikan. Dr. ]ames, yang menangani terapinya, pernah menanyakan apa yang terjadi pada 13 hari bulan Oktober 1987, dan A.J menjawab dengan baik, termasuk menjawab apa yang sedang terjadi di dunia seperti yang diberitakan kepada ramai oleh media pada hari itu. A.J sendiri, sekarang sedang mengikuti terapi sekaligus peneletian khusus untuk jenis penyakit sulit lupa tersebut di University California.
Hal yang kedua adalah Lupa yang melahirkan kerosakan. Dan ini harus dijauhi. Lupa ini biasanya dari mental dan perilaku menyimpang. Seperti perasaan malas beribadah, angkuh kepada Allah, menyukai kefasikan, akhirnya perlahan-lahan semua itu melahirkan kelupaan kepada kewajipan. Allah berfirman, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” ( Al-Hasyr: 19).
Puncak dari semua kefasikan yang melupakan, adalah lupa akan hari akhir, lupa akan hari perhitungan, dan itulah seburuk-buruk lupa. “(iaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana)mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” ( Al-A’raf 52).
Kita harus mengambil kadar yang baik untuk lupa dan Harus pula kita bersyukur dikurniai lupa, iaitu lupa anugerah yang memberi kita kebesaran hati untuk rela. Lupa anugerah yang membuat kita mempunyai kelapangan perasaan untuk memaafkan diri sendiri. Jadi, salah satu hal penting yang harus kita ketahui dalam hidup ini, adalah bagaimana belajar lupa secara baik dan benar. Sebab, terkadang, cara terbaik menyelesaikan masalah adalah dengan melupakannya.
Waallahualam Bishowab..
Label: artikel
Catat Ulasan
<< Hadapan