Kebaikan dari Allah, datang dalam berbagai bentuk. Dan setiap kita harus dapat merasa sisi kebaikan Allah di balik semua musibah dan ujian tersebut. Sehingga kita merasa yakin, bahawa setiap kesulitan dalam bentuk apa-pun pasti mendatangankan sesuatu yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa alasan agar kita yakin setiap kesulitan pasti beriringi kemudahan. Dan setiap kesempitan pasti mendatangkan yang lebih baik.
1. Lebih baik kerana mendatangkan lipatan pahala.
Musibah, ujian dan kesulitan dalam hidup ini sebenarnya syarat agar kita dapat meraih sesuatu yang lebih baik, antara lain mendapatkan lipatan pahala dari Allah SWT, berbeza dengan kenikmatan, kesempitan adalah sesuatu yang tidak disukai oleh hawa nafsu. Berat rasanya saat menghadapi keadaan musibah dengan kerugian yang tidak mungkin dilukiskan. Tapi jika seseorang mampu bersabar menghadapi kesulitan dengan melawan kehendak hawa nafsunya, bererti ia mampu menahan diri dalam keadaan susah, maka Allah SWT akan mengganjarankannya dengan syurga. Sesungguhnya syurga hanya dapat diraih dengan sesuatu yang tidak disukai oleh hawa nafsu manusia. Rasulullah SAW bersabda "syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai (oleh hawa nafsu) dan sedangkan neraka itu dikelilingi dengan hal-hal yang disukai hawa nafsu" (HR Bukhari dan Muslim).
Kesabaran dan keredhaan kita menerima musibah adalah kunci untuk membuka pintu syurga, dan tidak ada balasan bagi orang yang bersabar dan redha menerima takdir Allah melainkan syurga. Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi, "tiada satu balasan yang lebih sesuai disisi-Ku bagi hambaku yang beriman, jika aku telah mencabut nyawa seseorang yang disayangi dari penghuni dunia ini kemudian dia bersabar atas hal itu ganjarannya tak lain tak bukan melainkan syurga". (HR Bukhari).
Saat kita dilanda musibah apa-pun bentuknya, ketika kita berbaring sakit, merasakan kesempitan hidup, terluka, terzalimi, kehilangan orang yang dikasihi, ingatlah bahawa Allah sedang menganugerahkan bentuk cintanya kepada kita. Renungkanlah hadits Rasulullah SAW, "sesungguhnya besarnya pahala tergantung seberapanya beratnya ujian, dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum, maka dia menguji mereka, barangsiapa yang redha(menerima cubaan dan ujian itu), maka dia mendapatkan keredhaan, dan barangsiapa yang murka (tidak redha menerima ujian itu), maka dia mendapat kemurkaan" (HR At-Tirmizi).
2. Lebih baik kerana dapat menghapuskan dosa.
Kesempitan, rasa sakit sekecil apa-pun bagi seorang mukmin pasti memberi kesan kebaikan pada dirinya. Rasulullah Saw menyebutkan, bahawa semua rasa sakit yang dialami seseorang muslim dapat menaikkan derajat orang tersebut disisi Allah SWT, dan menghapuskan kesalahan orang tersebut. Perhatikanlah sabdanya Rasulullah SAW "jika ada pada seorang muslim tercucuk duri atau yang lebih dari sekadar itu, ditetapkan baginya, kerana hal itu satu derajat dan menghapus pula satu kesalahan kerana hal itu" (HR Muslim).
Lihatlah sabda Rasulullah SAW lain, yang menyebutkan , "bencana selalu menimpa seorang mumin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki kesalahan" (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Hakim). Rasulullah SAW juga bersabda, "tiada seorang mukmin yang mengalami kesusahan terus menerus, kepayahan, penyakit dan juga kesedihan, bahkan sampai kepada kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan hal itu dosa-dosanya" (HR Muslim).
Bahkan boleh jadi kita dalam catatan takdir termasuk orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT, dan kita tidak mungkin dapat mencapai derajat mulia dan tinggi itu kecuali setelah kita mendapatkan kesulitan dan kesempitan. Kita juga tidak dapat mengandaikan amal ibadah yang dilakukan untuk dapat posisi terhormat di sisi Allah SWT, kerana ibadah yang selama kita lakukan tidaklah cukup untuk membawa kita pada kedududukan mulia itu. Lalu, Allah SWT memberikan ujian, cubaan berupa kesempitan dan kesulitan yang dapat menghantarkan kita pada keredhaan manusia.
Terkadang, ujian itu juga datang melalui beragam tentangan dan pengorbanan yang kita lakukan di jalan Allah SWT, yang tidak habis-habis. Lalu kita bersabar dan tetap dan berprasangka baik kepada Allah, dan hal itulah yang menyebabkan kita mendapat kedudukan tinggi disis Allah SWT, perhatikanah baik-baik keterangan yang terkait hal ini dari hadits yang disampaikan Abu-Hurairah RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda "sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan disisi Allah, namun tiada suatu amal apa-pun yang dapat menghantarkannya ke kedudukan tersebut, maka Allah memberikan cubaan kepadanya secara silih berganti dengan sesuatu yang tidak dia sukai, sehingga Allah mengantarkannya untuk sampai kepada kedudukan tersebut" (HR Abu Ya'la, Ibnu Hibban, Al-Hakim).
Label: artikel
Catat Ulasan
<< Hadapan