Amal nyata lebih berkarya dari kata-kata. Berdakwah kepada Allah, tidak saja mengamalkan ajaran-Nya dan menjauhi segala yang dilarang bahkan lebih dari itu menampilkan diri sebagai seorang Muslim di manapun ia berada, wa qaala innanii minal muslimiin.
Allah SWT mencela orang yang solatnya tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Apa ertinya haji, pergi balik bila tidak peduli pada tetangga. Zakat juga, rasuah juga? Hidup sehari-harinya tidak mencerminkan Islam. Ia tidak merasa berdosa dengan mempertayangkan auratnya di mana-mana, berpegang tangan dengan wanita bukan isterinya di depan banyak orang, melakukan kemaksiatan, kezaliman, rasuah, judi, dan perzinaan dengan terang-terangan.
Pelik!!!, betapa banyak orang yang IC-nya tertulis Islam dalam keterangan agamanya. Tapi anehnya, tergila-gila dengan budaya barat. Atau sebaliknya lebih membela adat istiadat yang pekat kemusyrikannya. Rumah tangganya jauh dari Islam. Ada perasaan malu ketika mengaku muslim.
Seorang pejuang dakwah sejati selalu bangga dengan identitinya sebagai seorang muslim. Ia tidak takut menampilkan Islam sebagai pedoman hidup dalam kesehariannya. Sungguh hal ini tidak boleh dianggap mudah, enggan untuk menampilkan wajah Islam yang sebenarnya adalah masalah yang paling dahsyat ancamannya.
Ada pengakuan seorang muallaf, ia masuk Islam bukan kerana umat Islam melainkan kebenaran Islam. Bahkan ada ungkapan yang sangat terkenal al-Islam mahjuubun bil muslimiin (kebenaran Islam terhalang oleh orang-orang Islam sendiri). Lihat saja keadaan umat Islam sekarang ini, kalau tidak berperang di antara mereka sendiri, mereka dizalimi oleh pemimpinnya sendiri yang mengaku muslim.
Menampilkan keperibadian Islam dalam keseharian, dalam rumah tangga, dalam bermasyarakat, dalam berbangsa dan bernegara adalah sebuah perbuatan yang sangat baik dan mulia. Lihatlah mereka yang tergabung dalam budak Punk. Mereka dengan bangga tampil seperti itu. Padahal anting-anting yang ditanam di tubuh mereka sangat berbahaya bagi kesehatan.
Mereka yang berada di jalur kebatilan dengan terang-terangan menampakkan diri. Mereka berpola hidup dengan bukan prinsip Islam, tapi merasa bangga meskipun masa depannya tidak jelas. Mereka yang memilih jalur di luar Islam bermati-matian menjalankan filsafat hidup yang mereka pilih.
Walaa tastawil hasanatu walas sayyi’ah. Benar, tidak akan pernah sama antara kebaikan dan keburukan. Melangkah di jalan dakwah tetap lebih mulia dari kata-kata pencerca yang menghadang dakwah.
Label: artikel
Catat Ulasan
<< Hadapan