Ia sedar ibunya dahulu pernah membawanya dan mendukungnya pergi kemana-mana saat ia masih berada dalam perut dan ketika dia masih bayi, ia mengerti ibunya yang terpaksa menjaga malam dan tidak dapat tidur, jika ia sakit, dan sering merawat, saat ia masih kecil. Ibunya yang menahan lapar saat untuk mengenyangkan anaknya. Ibunya yang menahan haus saat untuk menghilangkan dahaga anaknya. Lalu si pemuda itu pun mengira, apa yang dilakukan saat itu, telah dapat membalas apa yang dilakukan si ibunya terhadapnya selama bertahun-tahun masa kecilnya.
Ketika itu, seorang sahabat bernama Ibnu Umar tengah berdiri ditempat itu, pemuda itu menghampiri Ibnu Umar dengan masih diiringi peluh keringatnya dan nafas termengah-mengah, lalu pemuda itu bertanya kepada Ibnu Umar, "salam ke atasmu Wahai Ibnu Umar, saya adalah seorang anak dari ibu yang saya dukung ini, adakah apa yang saya lakukan sudah dapat mengimbangi apa yang ia berikan kepada saya selama ini?" Ibnu Umar menjawab, "Demi Zat Yang Jiwaku ada ditangan-Nya(Allah), apa yang kamu lakukan sama sekali tidak dapat menyamai apa yang sudah ibumu lakukan untuk mu"
Semua keletihan, usaha keras, jerih payah itu ternyata tidak dapat mengimbangi apa yang sudah dilakukan seorang ibu kepada anaknya saat melahirkan. Ini adalah gambaran pertama dari penderitaan yang dilakukan orang tua, kepada seorang anak.
Dalam kisah yang lain, diceritakan, ketika Rasulullah SAW sedang duduk di tengah para sahabatnya. Ada seorang tua yang susah payah berjalan dengan tongkatnya, yang berjalan terbongkok-bongkok, tulang yang sudah melemah dan rambutnya telah memutih. Ia lalu berdiri dihadapan Rasulullah SAW, sang guru yang begitu mulia, orang tua itu lalu menyampaikan keluhannya tentang kederhakaan anaknya. "Ya Rasulullah, anakku telah zalim kepadaku, aku mendidiknya di waktu dia masih kecil, aku lapar sehingga dia kenyang, aku haus agar ia tidak dahaga, aku lelah dan penat agar dia dapat beristirehat tanpa ganguan, tapi ketika aku sudah tua , ia tidak menunaikan hakku dan bersikap kasar kepada kedua orang tua".
Rasulullah SAW bertanya, "adakah sudah engkau mengatakan sesuatu kepadanya?" orang tua itu menjawab, "sudah Ya Rasulullah" Rasulullah bertanya lagi, "apa yang engkau katakan?" orang tua itu lalu mengungkapkan kesedihanya yang begitu susah payah memelihara dan merawat anaknya selama ini, hingga akhirnya Rasulullah SAW tidak mampu menahan air matannya yang menitis. Rasulullah lalu meminta para sahabat untuk mendatangkan anak orang tua itu.
Tidak lama kemudian sang anak datang menghadap Rasulullah SAW, Rasulullah lalu memegang pakaian anak itu dan mengatakan "kamu dan seluruh hartamu adalah milik orang tua kamu" ertinya, kedudukannya sama dengan barang jualan milik orang tuanya yang dapat dijual belikan. Kamu tidak lain hanyalah perhiasan dunia milik orang tuamu.
Ada banyak peristiwa yang terjadi di dunia hari ini, berulang kali terjadi kepada orang-orang yang telah menjadi besar, kuat dan dewasa, mereka berbuat derhaka kepada Allah SWT, tidak mengenal rumah Allah SWT, menolak Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW, kemudian berbuat derhaka kepada orang tua mereka saat orang tua mereka sudah berusia lanjut.
Berapa banyak kita menyaksikan orang tua mengeluhkan hal perilaku keji anaknya, mereka angkat keluhan mereka itu kepada Allah SWT Yang Maha Satu, yang tidak memberikan kezaliman. Kita sudah mendengar tentang kisah tiga orang pemuda yang keluar hutan, lari dari orang-orang Bani Israel. Lalu ketika mereka terhalang oleh malam yang gelap gelita, mereka menaiki gunung dan masuk ke dalam gua, tiba-tiba pintu gua itu tertutup dan mereka terperangkap didalamnya. Tidak ada orang yang mengetahui, tidak ada kabilah dan tidak ada keluarga.
Disinilah, firman Allah SWT yang sangat perlu untuk kita perhatikan "siapakah Yang Mengabulkan permintaan orang yang sedang dalam keadaan kesusahan apabila dia berdoa kepadanya, dan menghilangkan kesusahan…."(QS An-Naml: 62) salah seorang mereka mengatakan "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali Allah, berdoalah dengan amal-amal soleh yang sudah kalian lakukan sebelum ini. Maka pemuda pertama bermunajat kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui dan Maha Rahsia dan Yang Tersembunyi. "Ya Allah, engkau tahu bahawa aku mempunyai dua orang tua yang sudah tua lesu, suatu hari aku pergi keluar rumah dan ketika aku datang kepada mereka, keduanya sedang tidur. Lalu aku perahkan susu untuk mereka di waktu malam dan aku berdiri dengan memegang susu itu diatas kepala, sampai tiba waktu subuh dan apabila mereka pun bangun, lalu aku berikan kepada meraka susu, Ya Allah bila apa yang aku lakukan itu adalah ikhlas untuk mencari redhamu, maka selamatkanlah aku dari situasi yang kami alami" maka, pintu gua pun bergeser dan terbuka dengan dua amal soleh pemuda yang lainnya sebagaimana dalam hadits yang sudah terkenal.
Semoga orang–orang yang derhaka dapat mengambil pelajaran dari kisah ini semua, sehingga mereka dapat diperingatkan akan sikap yang keji. Ibnu Sirin Rahimahullah, memberikan makanan kepada ibunya, lalu ia tidak makan dari tempat yang digunakan sebagai tempat makan ibunya, kerana takut mendahului ibunya dalam mengambil makanan yang ia sukai.
Derhaka mempunyai ragam bentuknya. Ada yang berupa penghinaan kepada orang tua dan itu yang paling banyak terjadi, tapi ada juga bentuk kederhakaan yang lain, iaitu kederhakaan orang tua kepada anak-anak. Orang tua yang meninggalkan agama, meninggalkan ketaatan, meniru orang-orang kafir, jauh dari agama dalam perilaku dan sikap.
Label: artikel
Catat Ulasan
<< Hadapan