Imam Nawawi di kumpulan hadits arba’ain-nya, mengutip hadits berikut,
Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan nescaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR Tirmidzi)
Secara sederhana, takwa adalah mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
Akan sangat luar biasa sekali, jika kita dapat menjadi pribadi yang bertakwa, di mana pun kita berada. Bertakwa dalam konteks dimensi ruang: di rumah, di pejabat, di pasar, di tempat hiburan. Dalam konteks pekerjaan, sebagai seorang suami, isteri, pengusaha, pegawai, businessman, olahragawan, seniman, dan sebagainya
Di mana pun, Bila pun Takwa is Number One
Di masjid, di rumah, di pejabat, di jalanan, di tempat hiburan, dan di mana pun kita berada, setiap kita berusaha membawa satu sikap yang indah, takwa.
Maka hanya akan ada profesional yang amanah di tempat kerja, orang soleh yang sedang menghibur diri di tempat rekreasi, pedagang yang jujur di pasar, pemimpin yang takut kepada Allah di pemerintahan, di segala setiap pekerjaan, di segala tempat aktiviti, baik ketika sendiri mahu pun bersama orang lain, jika ketakwaan dapat dijadikan landasan utama, tentu akan terbentuk sistem hidup yang sangat mempesona.
Ketakwaan tidak dapat pisah-pisahkan, harus bersikap menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan, tidak dapat setengah-setengah, tidak dapat separuh-paruh, harus penuh, dan menyeluruh.
Derajat yang Tinggi
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (QS. Al-Hujuraat: 13)
Mahukan kita menjadi orang yang mulia di sisi Allah..?
Kalau mahu, jadilah orang yang bertakwa, kerjakan perintahNya, jauhi laranganNya, di mana pun, di waktu apa-pun, sebagai apa-pun, ketika sendiri, mahu pun ketika sedang bersama orang lain.
Semoga kita semua dapat menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa (amin).
Label: artikel
Catat Ulasan
<< Hadapan